Senin, 07 November 2016

Melupakan Adalah Jalan Panjang Yang Kutempuh Sendiri

   Kamu seseorang yang membawa diriku pergi. Semoga kamu bahagia dengan segala hal yang sudah kamu buat luka. Semoga langkah baik selalu menyertaimu. Maaf, untuk beberapa hal yang kamu rusak dari hidupku tak pernah kurelakan untukmu. Aku tidak bisa melupakan begitu saja. Jika nanti, semesta bercanda dan mempertemukan kita lagi. Segeralah menghindar, sebab bagiku kamu tidak lagi sesuatu yang menarik meski rindu ak sepenuhnya memudar.

   Kamu seharusnya tahu, menyakiti seseorang berisiko dilupakan sampai akhir hayatnya. Jika kita bertemu lagi, berpura-puralah tidak pernah saling melengkapi. Sebab setelah pergimu, luka dihatiku terasa lengkap dan tergenapi. Aku pernah begitu sabr berjuang sepenuh hati. Tanpa menyadari separuh dadaku kamu tusuk berlati. Kamu tikam terlalu dalam hingga aku tak mampu bangkit dari tenggelam bersama rasa sakit. Lama aku gemetar bertahan sendiri. Sebab cintaku padamu teramat sulit kuingkari.

   Aku kehilangan diriku begitu lama. Menjadi asing dengan hal-hal yang kupunya. Aku tidak benar-benar mampu menerima bahwa kamu tidak lagi mengenalku. Apakah tidak pernah terlintas di benakmu, akulah orang yang paling jatuh pada cinta di matamu. Akulah yang terlalu rapuh saat harus kehilanganmu. Mengapa kamu memilih pergi dan membawa diriku tanpa permisi. Hingga kini aku butuh waktu yang lama untuk mengenali diriku seperti semula.

   Pernahkah kamu belajar memahami? Bahwa melupakanmu adalah jalan panjang berlubang yang harus kutempuh sendiri. Aku harus melangkah pelan-pelan, agar tak jatuh dan tetap bisa sampai ke tujuan. Itulah alasan sederhana aku tidak ingin lagi bertatapan dengan matamu di hari depan. Aku takut, aku jatuh lagi pada lubang yang sama, dengan luka yang sama. Rasa sedih ini butuh waktu yang panjang untuk pulih kembali. Tetaplah menjauh agar hidupku bisa kujalani dengan seharusnya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar