Senin, 31 Oktober 2016

Ketika Kamu Tiba-Tiba Menghilang Dan Aku Memilih Tetap Memilih Kamu Pulang

   Ada dua hal penting dalam hidup seseorang selain keluarga adalah pendidikan dan pekerjaan. Banyak yang akhirnya terpaksa memilih melepas orang yang dicintainya karena tidak bisa memahami pilihannya. Tidak bisa menerima kesibukannya dengan dua hal tersebut. Tidak bisa memahami bahwa pendidikan dan pekerjaan adalah hal penting bagi hidup seseorang. Itulah mengapa ada orang yang dengan berat harus mematahkan hatinya sendiri, saat harus menempuh pendidikan ditempat yang jauh. Sementara kekasihnya tak mampu menjalani hubungan jarak jauh.

   Bahkan ada yang melepaskan kekasihnya karena pekerjaan yang dipilih. Untuk hal itu, aku pernah bercerita kepadamu. Aku pernah dilepaskan oleh laki-laki yang dulu aku sayangi. Setiap orang berhak memilih dengan siapa dia ingin menjalani hidup. Namun satu yang pasti, perihal masa depan, perihal nasib, tak ada yang benar-benar pasti dalam hidup ini. Biarlah waktu dan hidup yang menjawab semua keresahan. Percaya saja, tuhan punya banyak hal yang tak pernah mampu ditebak oleh manusia.

   Kini saat sulit tiba pada kita. Kamu harus fokus pada pendidikanmu. Aku mencoba mengerti apa yang kamu inginkan. Meski tidak mudah menerima keadaan yang membuatmu mendiamkanku begitu saja. Kamu bahkan tidak merespons apapun yang aku tanyakan. Namun perasaan kepadamu membuat aku mencoba berpikir baik. Barangkali kamu memang butuh waktu sendiri untuk saat ini. Kamu butuh fokus untuk menyelesaikan apa yang sedang kamu jalani. Berat memang menerima kenyataan ini. Bagaimana tidak, kebiasaan kita yang intens setiap hari tiba-tiba berubah mendadak. Aku harus menenangkan diriku dengan sangat. Meyakinkan diriku dengan tenang meski tak semudah yang dibayangkan. Aku harus mengerti kamu. Biar kujaga semua janji yang pernah kita sepakati.

   Selesaikanlah semua urusanmu jika itu yang terbaik saat ini. Aku akan melanjutkan perjuanganku sendiri. Semoga kelak, kita masih punya waktu untuk meneruskan semua cita dan rencana kita yang tertunda. Aku paham, pendidikanmu memang lebih penting dari aku. Hanya doa dan harapan yang bisa kujaga, aku masih ingin menempuh sisa hidup denganmu. Masih ingin melanjutkan cerita yang pernah kita rangkai bersama. Aku masihlah seseorang yang dengan tabah mencintaimu. Seseorang selalu menunggu kamu kembali. Kalau semua urusanmu sudah selesai, temui aku, kita lanjutkan semua mimpi. Namun, jika kamu tak pernah kembali, semoga saja suatu hari nanti kamu membaca catatan ini. Kamu harus tahu, aku begitu kehilangan saat kamu tiba-tiba pergi. Lalu memutuskan untuk menunggu meski tak tahu apakah kamu pasti kembali, atau malah menghilang bersama janji-janji. 

Jumat, 28 Oktober 2016

Kau Adalah Orang yang Kucintai dengan Banyak Hal

   Harus kau tahu, hatiku masih saja jatuh padamu. Terima kasih telah bersedia bertahan sejauh ini akan lebih jauh lagi jalan yang akan kita lalui. Tetaplah saling menguatkan. Selalu bersedia saling mengingatkan. Apa pun yang kita lalui hari ini adalah hal yang kita sebut berjuang nanti. Kita akan melalui bersama-sama. Tetap akan saling mendekap meski tak semudah yang kita kira. Percayalah, aku masih saja ingin dan butuh kamu. Akan selalu memilih utuh bersamamu. Jaga semangatmu disana. Kujaga hatiku disini. Jarak ini tak akan melemahkan kita. Semua yang kita hadapi hari ini adalah bagian dari apa yang kita kenang nanti. 

   Aku tahu, kadang kamu merasa sedih saat rindu terasa begitu pedih. Saat kita ingin saling berbagi melepas lelah, tapi harus belajar menerima kita tak bisa bertemu dengan mudah. Kita hanya bisa membagi keluh dan kesah melalui telepon. Kita harus menunda rindu berkali-kali. Tak jarang rasanya begitu sesak sekali. Namun, itulah resiko yang harus kita hadapi. Menjalani cinta seperti ini tak mudah memang. Hanya dua orang yang saling percaya cinta yang bisa melakukannya. Jika kamu meyakini apa yang aku yakini, sabarkanlah hatimu. Percayalah, jarak yang memisahkan ini hanya sementara. Sedangkan perasaanku padamu tak terbatas waktu. Selalu lebih panjang dari rindu.

   Aku adalah orang yang akan membuatmu mengerti. Memperjuangkan bukan perkara berjuang untuk orang yang kamu cintai saja. Namun, kau pun pantas diperjuangkannya. Kita akan melalui semua ini bersama-sama. Itulah alasan mengapa kamu tak perlu meragukan aku. Tetaplah teguhkan hatimuuntuk mengutuhkan kita. Hingga tiba saat tak ada satu orang pun bisa mencoba melemahkan. Akan kita buktikan kepada orang-orang yang selalu meragukan apa yang kita perjuangkan. Bahwa semua yang kita jalani bukanlah hal yang main-mainkan hati. Bukan hal yang dicoba-coba setengah hati.

   Kita tahu apa tujuan dari semua ini. Kita paham tak mudah untuk sampai pada apa yang kita inginkan. Namun, selau ada jalan untuuk dua orang yang mau sama-sama memperjuangkan. Selalu ada kemungkinan baik, untuk perasaan yang selalu kita jaga dengan baik. Aku tak ingin kau sedih terlalu lam sebab jarak yang memisahkan kita. Tetaplah bahagia meski kita harus lebih banyak menabung rindu yang terasa. Malam ini ragaku tak bisa berada disampingmu. Namun, setiap malam, sepanjang hari hatimu selalu kujaga sepenuh tubuhku. Tak pernah kubiarkan padanganku berpaling darimu. Selalu kujaga satu hal, kau satu orang yang akan selalu kucintai dengan banyak hal. 

Selasa, 25 Oktober 2016

Aku Sedang Belajar Berdamai Dengan Hatiku

   Maaf jika aku terkesan mengabaikanmu. Aku hanya tidak ingin kamu terluka sebab patah hatiku yang belum mampu kuselesaikan dengannya. Maaf, aku belum mampu mencintaimu seperti inginmu. Aku masih ingin menenangkan hati sebab luka yang terasa teramat pilu. Aku hanya seseorang yang tidak mudah menukar orang yang pernah ada dihidupku. Aku butuh waktu, pelan-pelanlah mengenalku.

   Hatiku masih menetap bersamanya. Sejujurnya cintaku padanya belum juga padam. Aku tak ingin menjadikanmu pelarian dan membuatku semakin tenggelam. Aku tak haus akan cinta. Biarlah pelan-pelan kusembuhkan luka. Bagiku, cukup hatiku yang patah, hatimu jangan. Kamu tidak seharusnya menjadi seseorang yang kukorbankan untuk menyembuhkan hatiku.

   Biarlah semua yang dia bawa pergi kutenangkan sendiri. Kamu tetaplah menjadi dirimu. Tidak usah berharap apa pun padaku, jika nanti kau takut terluka. Aku tak bisa menjanjikan apa pun kepadamu. Aku hanya ingin kamu tahu, perasaanku padanya tak pernah selesai, kisah kami tak akan usai. Meski dia kini semakin menjauhiku.

   Pergilah, jika itu jalan terbaik menurutmu. Kamu boleh menyalahkan aku, mengatakan aku bodoh dan sebagainya. Hanya karena aku masih bertahan pada cinta yang tak lagi memilikiku. Kamu hanya tidak tahu rasanya menjadi aku. Aku terlalu tenggelam mencintainya, aku tahu dia lebih dalam mencintaiku. Hanya saja, dia anak yang patuh. Jika kamu ingin tahu, aku sedang belajar merelakannya. Aku sedang belajar berdamai dengan hatiku. Walau rasanya berat sekali. Cintaku padanya sedikitpun tak juga berhenti.

Senin, 24 Oktober 2016

Barangkali Cintalah yang Membuatku Bertahan

   Dulu sebelum ada kamu. Aku pernah begitu mencintai seseorang. Aku katakan kepadanya, barangkali sulit bagiku menemukan orang baru yang bisa kucintai. Dan memang begitu adanya. Hingga dua tahun lebih berlalu begitu saja. Aku tak menemukan seseorang yang bisa diajak bersama. Beberapa orang hanya datang dan pergi begitu saja. Hingga akhirnya, kamu datang. Waktu mempertemukan kita. Dan, semuanya mulai berubah. Perasaan yang dulu seolah mati. Bersemi kembali. Tumbuh menjadi benih-benih kebahagian baru.

   Aku berbenah diri. Hari-hari baru itu telah tiba. Aku dan kamu mulai menata rencana-rencana. Kita menyepakati banyak hal. Merancang masa depan. Kamu begitu bersemangat dengan segala impianmu. Aku pun begitu. Aku menjadi punya banyak hal yang ingin kuperjuangkan. Mungkin beginilah cara cinta bekerja. Seseorang yang merasa sudah tak pumya banyak tujuan, tiba-tiba berambisi untuk menggapai ini itu dimasa depan.

   Namun, waktu seolah mempermainkan kita. Kini perasaanmu dan perasaanku sedang diuji. Kita dihadapkan bahwa tidak semua rencana bisa berjalan semulus yang kita duga. Kamu dihadapkan pada pilihan rumit. Dan aku tahu, kamu tidak mudah melepaskanku. Namun, kamu juga sedang tidak berdaya berdiri sendiri untuk memperjuangkan kita. Akhirnya, kamu memilih diam. Membiarkan perasaanku hancur dan rencana-rencana kita menjadi tak teratur.

   Cintalah barangkali yang masih membuat aku tetap hidup. Hal yang membuat aku tetap bertahan dengan perasaan yang sama. Aku tidak berhenti mencintaimu. Meski semua rencana yang kutata sudah tak jelas lagi. Meski langkah-langkah terasa tak pasti. Namun, aku percaya. Aku memilih tetap berdiri disini. Aku menantimu yang sedang memperjuangkan hidupmu. Aku tahu, kemungkinan kamu tak kembali selalu ada. Tetapi, aku tidak berpikir untuk kembali jatuh cinta kepada yang lainnya. Sebab, kamu pernah datang sebagai penyembuh, aku percaya, kamu tak akan pergi sebagai pembunuh. Tetaplah berjuang. Semoga waktu dan rindu kembali membawamu pulang. Kedekapku, mendekat dan tak pernah lagi berlalu.

Minggu, 23 Oktober 2016

Hidup nyatanya Baik-baik saja

   Kini semua telah berbeda dari hal yang pernah kita sebut sebagai rencana. Kamu telah memilih jalanmu sendiri, sementara aku juga harus bertahan dengan hidup yang kulalui. Kubiarkan engkau menjauh, sebab apalah artinya  mempertahankan seseorang yang selalu membuat rapuh. Aku belajar pada kenyataan yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Aku mencari cara untuk memahami apa yang terjadi. Kamu memang tak pernah sepenuh hati.

   Semua hanya perkara akan penerimaan. Berbulan yang sedih telah kusudahi. Langkah-langkah yang sempat terhenti. Tangis yang pecah berhari-hari. Semua keadaan yang tak dapat kupercaya akhirnya terjadi. Dari kesemua yang berlalu dan kini kita sebut masa lalu. Aku mencoba menjadikan pelajaran untuk hidup yang tak akan terhenti sebab patah hati. Jalan-jalan akan semakin panjang. Hujan ahirnya akan teduh juga. Perjalanan pun harus tetap dilanjutkan lagi.

   Hidup nyatanya baik-baik saja tanpa kamu. Bahkan bisa menjadi lebih baik dari hal-hal yang kujalani di masa lalu. Bukan sebuah penyesalan mengenalmu. Namun, juga tak kusesali karena akhirnya aku benar-benar bisa melepaskanmu. Semua akan baik-baik saja, akan menjadi lebih baik dari yang kamu kira.

   Lanjutkanlah hidupmu tanpa aku. Bukankah kamu yang menginginkan melepaskanku. Bahagialah dengan pilihan yang kamu paksakan itu. Hidup akan terus berlanjut. Dan aku pun sudah mengikhlaskan kamu untuk tidak ikut. Aku akan tetap menemukan jalan baru. Melanjutkan tualang dengan seseorang yang kelak tinggal bersama jiwaku, yang tak akan pergi karena rayu-rayu. Jika suatu hari nanti takdir mempertemukan kita lagi. Belajarlah menerima bahwa kamu tidak lagi seseorang yang ada dihati. Seseorang yang pernah kutangisi karena sesak patah hati.

Kita Adalah Doa yang Dipeluk Semesta

   Bagaimana pun aku tidak pernah ingin memungkiri, kau menjadi satu orang penting bagi perjalanan hidupku. Kau orang yang tak mudah kulupakan. Semesta yang pernah kuperjuangkan. Tak ada sesal mencintaimu, meski pedih rasanya berpisah denganmu. Kau harus tahu, jantungmu tak akan tenang saat rindu menghapirimu. Tak akan tenang saat semua kenangan pulang menagih janji-janji itu.
   
   Kita adalah doa yang pernah dipeluk semesta, lalu dicoba hapus oleh sesuatu yang menyebabkan luka. Hal yang membuat aku tidak mengerti, masih ada cara seseorang untuk bahagia dengan menghancurkan perasaan orang lain. Namun satu yang harus kau tahu, sejauh apapun kau pergi, mencoba menepis hati. Kenangan akan selalu memanggilmu kembali. Janji-janji adalah hutang. Jika tak kau penuhi ia akan menjelma kenang yang mencarimu ke mana saja kau bertualang.

   Kau tak akan pernah bisa lari. Pelukan yang pernah melekat pada tubuhmu adalah kesungguhan dari hati. Kau tak akan bisa membunuh rindu dengan racun apa pun. Kau akan dihantui kecemasan. Sesuatu yang akan membawamu kembali mencari. Hari itu, kau tidak akan lagi tahan dengan tahun berjalan membosankan. Kau membutuhkanku untuk hidup yang penuh dengan tantangan, Hidup denganku adalah satu-satunya impianmu yang kau korbankan. Namun, tak pernah benar-benar kau relakan. 

   Akhirnya kau akan menyerah. Usahamu mencintai orang lain untuk menggantikanku akan kalah. Kau tak pernah benar-benar bisa melepaskan diri dari pelukanku. Walaupun aku yang tak pernah utuh tanpa hadirmu. Angin dan hujan, siang dan malam, tak peduli sepanjang petang dan larut malam, kau mencariku hingga bertemu. Kau ingin bahagia dalam bentuk kita, aku pun juga. Segala keegoisan orang-orang yang bersikeras memisahkan kita mati pada akhirnya