Minggu, 23 Oktober 2016

Kita Adalah Doa yang Dipeluk Semesta

   Bagaimana pun aku tidak pernah ingin memungkiri, kau menjadi satu orang penting bagi perjalanan hidupku. Kau orang yang tak mudah kulupakan. Semesta yang pernah kuperjuangkan. Tak ada sesal mencintaimu, meski pedih rasanya berpisah denganmu. Kau harus tahu, jantungmu tak akan tenang saat rindu menghapirimu. Tak akan tenang saat semua kenangan pulang menagih janji-janji itu.
   
   Kita adalah doa yang pernah dipeluk semesta, lalu dicoba hapus oleh sesuatu yang menyebabkan luka. Hal yang membuat aku tidak mengerti, masih ada cara seseorang untuk bahagia dengan menghancurkan perasaan orang lain. Namun satu yang harus kau tahu, sejauh apapun kau pergi, mencoba menepis hati. Kenangan akan selalu memanggilmu kembali. Janji-janji adalah hutang. Jika tak kau penuhi ia akan menjelma kenang yang mencarimu ke mana saja kau bertualang.

   Kau tak akan pernah bisa lari. Pelukan yang pernah melekat pada tubuhmu adalah kesungguhan dari hati. Kau tak akan bisa membunuh rindu dengan racun apa pun. Kau akan dihantui kecemasan. Sesuatu yang akan membawamu kembali mencari. Hari itu, kau tidak akan lagi tahan dengan tahun berjalan membosankan. Kau membutuhkanku untuk hidup yang penuh dengan tantangan, Hidup denganku adalah satu-satunya impianmu yang kau korbankan. Namun, tak pernah benar-benar kau relakan. 

   Akhirnya kau akan menyerah. Usahamu mencintai orang lain untuk menggantikanku akan kalah. Kau tak pernah benar-benar bisa melepaskan diri dari pelukanku. Walaupun aku yang tak pernah utuh tanpa hadirmu. Angin dan hujan, siang dan malam, tak peduli sepanjang petang dan larut malam, kau mencariku hingga bertemu. Kau ingin bahagia dalam bentuk kita, aku pun juga. Segala keegoisan orang-orang yang bersikeras memisahkan kita mati pada akhirnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar