Bagian ini yang membuatku merasa cinta itu tidak adil. Atau, kamu seharusnya tidak lagi hadir. Aku yang begitu dalam mencintai, kamu pilih untuk kamu abaikan. Sementara saat aku menjauh untuk memulihkan hatiku, tiba-tiba saja waktu mempertemukan kita. Aku benci momen-momen seperti ini. Aku tidak ingin lagi menjalani hari-hari sedih seperti yang dulu aku alami. Aku yang meminta kamu, yang tak pernah ingin menerima cinta. Aku ingin baik-baik saja. Menjalani hidup sebagaimana mestinya. Sejujurnya, sudah kubiarkan kamu menjadi kuburan penuh luka didada. Kuendapkan dan tak ingin lagi kuhidupkan.
Kamu tahu sedamba apa aku padamu, juga tahu sedalam apa aku terluka dulu. Kamu paham bagaimana susahnya aku meyakinkanmu. Kamu mengerti bagaimana akhirnya aku harus menyerah untuk melupakanmu yang begitu berarti. Kamu yang membiarkan semuanya seperti ini. Melepaskan aku pergi, seolah memang tidak pernah kamu ingini. Kamu memilih diam saat aku menyeka lembap hujan disudut gelap mataku. Kamu membiarkan semua menjadi yang orang-orang sebut masa lalu. Kamu yang membunuhku dengan segala ketidakpedulianmu.