Teruntuk kamu yang pernah kubunuh mati dalam kepalaku. Kamu yang kupunahkan dalam dadaku. Bisakah kamu hidup lagi untuk sejenak saja? Kita nikmati lagi udara yang sama. Kita nikmati lagi lagu-lagu dengan suara cempreng memecahkan udara. Atau, berjalan-jalan di tepi laut, menikmati waktu berdua berlama-lama. Jika kamu malas kemana-mana, kita bisa menghabiskan waktu di rumah saja. Membaca buku dan tak saling bicara. Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu. Menghitung detak jam seperti itu. Menyumpahi waktu yang terasa begitu cepat berlalu.
Aku ingin menikmati lagi saat-saat denganmu. Saat ketika kita masih suka menabung rindu. Saat-saat kita masih saling percaya pada kalimat, cinta itu kamu. Saat kamu belum memilih pergi. Saat kamu belun memilih mengkhianati. Saat aku belum membunuhmu sampai mati. Saat aku belum membenci semua hal yang mengingatkan kita. Sebelum semuanya menjadi seperti sekarang. Hiduplah sejenak, mari kita menikmati waktu berdua.
Setelah kamu hiduo lagi. Berdandanlah seperti dulu. Seperti saat pertama kali hatiku jatuh kepadamu. Saat pertama kali aku menyadari betapa indahnya caramu menatapku. Saat aku tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak bertemu kamu. Kita hitung kembali detik-detik berlalu. Mengulang lagi apa-apa saja yang pernah kita lalui. Juga menikmati lagi momen-momen cemburu. Momen memperdebatkan sesuatu yang berakhir dengan bercumbu. Aku ingin kamu hidup kembali dan menenggelamkan lagi kita dalam waktu yang terasa begitu cepat berlalu.
Setelah kita lelah saling melepaskan rindu, bawalah aku menemui hal-hal yang kubenci. Bawa lagi aku pada masa kamu pernah mencintai orang lain selain aku. Bawa lagi aku kepada hal-hal yang membuatmu menyia-nyiakan perjuanganku. Lalu, aku akan membunuhmu kembali. Menguburmu lebih dalam dari rasa patah hati. Dan, tidak akan pernah lagi berharap kamu hidup lagi. Mati sajalah selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar