Ingin rasanya aku berteriak dihadapanmu. Menanyakan apa kamu sebodoh itu tidak tahu arti tatapanku. Mengapa kamu tidak peka dengan apa yang aku rasakan?. Ingin rasanya kusampaikan segala hal tersimpan dihatiku. Ingin rasanya kukatakan saja kepadamu. Akulah orang yang memikirkanmu sepanjang hariku. Akulah orang yang tidak pernah luput memerhatikanmu. Namun, mengapa kamu terlihat bodoh dan tak mau tahu. Apa kamu tidak punya perasaan dihatimu?. Kurangkah kedekatan kita selama ini?.
Pernah aku ingin menyatakan kepadamu. Tak peduli apakah kamu merasakan hal yang sama. Namun, seketika aku tidak punya nyali saat berada dihadapanmu. Matamu selalu saja mampu membungkam apa yang aku pendam. Suaramu selalu saja mampu meredam apa yang bergejolak di dadaku terdalam. Sungguh, ini melelahkan sekaligus menyesakkan. Namun, aku tidak pernah ingin melepaskan. Kamu menjadi seseorang yang kuperhatikan sepenuh hati. Seseorang yang ingin kumiliki, tetapi seolah tidak peduli.
Andai kamu ingin lebih jeli sedikit lagi, selalu ada hati dalam kebersamaan kita setiap hari. Coba saja kamu mau lebih peka sedikit lagi. Mungkin rasanya tidak akan sesakit ini. Kamu akan tahu betapa dalamnya aku memendam rasa. Kamu tidak akan membiarkan hatiku terluka. Namun, semua itu hanya hal yang aku impikan. Bukan sesuatu yang ingin kamu wujudkan. Kamu memilih menjadi orang yang tak mau tahu. Seolah tidak ingin membalas semua isi hatiku.
Jika saja kamu bersedia membuka hati. Kamu akan tahu betapa dalamnya aku menggelamkan diri. Kamu akan tahu perasaanku bukan sekadar cinta dihati. Aku ingin memilikimu menjadi seseorang yang teramat berarti. Aku ingin memelukmu dengan sepenuh rindu yang sering tak terkendali. Namun, apa dayaku, sampai hari ini kamu memilih tidak mau tahu, apa dayaku, melupakanmu juga tidak mudah bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar